Golden Ticket

Golden Ticket

Senin, 22 September 2014

Pertemuan ke-5

Haiiii selamat malam semuaaaa!! Hari ini adalah pertemuan ke-5 membahas tentang Filsafat, dimana tadi dosen saya memberi materi tentang Silogisme dan Kesesatan Pemikiran (Fallacia).
Yang pertama-tama saya akan membahas tentang Silogisme.


SILOGISME

Silogisme merupakan suatu simpulan dimana dari dua putusan disimpulkan suatu putusan yang baru.

2 Macam Silogisme :

  1. Silogisme kategoris
  2. Silogisme hipotetis
Pertama-tama saya akan membahas tentang Silogisme Kategoris.

Silogisme kategoris merupakan silogisme yang premisnya dan simpulannya adalah putusan kategoris. Silogisme kategoris terbagi menjadi silogisme kategoris tunggal dan majemuk.

  • Silogisme Kategoris Tunggal
Silogisme kategoris tunggal merupakan yang mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.

Bentuk-bentuk silogisme kategoris tunggal :

  1. M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor.
  2. M jadi P dalam premis mayor dan minor.
  3. M menjadi S dalam premis mayor dan minor.
  4. M adalah P dalam premis mayor dan S dalam premis minor.
  • Silogisme Kategoris Majemuk
Silogisme kategoris majemuk merupakan silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dari tiga premis. Adapun jenis-jenis dari silogisme kategoris majemuk :

  1. Epicherema : Silogisme yang salah satu atau kedua premisnnya disertai alasan. Contoh, Semua Arloji bermutu adalah arloji mahal, karena suka pembuatannya. Arloji mido itu adalah arloji baik, karena selalu tepat dan awet. Jadi, arloji mido itu adalah arloji mahal.
  2. Enthymema : Silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Contoh, Yang rohani itu tidak akan dapat mati. Jiwa manusia adalah rohani. Maka, jiwa manusia tidak akan dapat mati.
  3. Polisilogisme : Deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.Contoh, Seorang yang kikir merasa tidak puas. Budi adalah seorang yang kikir. Jadi, Budi merasa tidak puas.
  4. Sorites : Silogisme yang premisnya lebih dari dua. Contoh, Orang yang menginginkan seribu satu barang, banyak sekali kebutuhannya. Orang yang banyak sekali kebutuhannya, tidak tentram hatinya. Jadi, orang yang tidak mengendalikan keinginannya tidak tentram.
Hukum Silogisme Kategoris :

  • Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term. Kurang dari tiga berarti tidak ada silogisme. Lebih dari tiga term artinya tidak ada perbandingan.
  • M tidak boleh masuk dalam kesimpulan, karena M berfungsi mengadakan perbandingan dengan term.
  • Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya.


Selanjutnya, membahas tentang Kesesatan Pemikiran (Fallacia)


KESESATAN PEMIKIRAN (FALLACIA)

Fallacia merupakan kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.

Adapun klasifikasinya terbagi menjadi :

  • Kesesatan Formal --> Pelanggaran terhadap kaidah logika.
  • Kesesatan Informal --> Menyangkut kesesatan dalam bahasa.
Contohnya adalah sebagai berikut :

  1. Penempatan kata depan yang keliru, contohnya : Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan. Kebenarannya adalah Hewan dan Manusia memiliki perbedaan.
  2. Mengacau posisi subjek atau predikat, contohnya ; Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
  3. Ungkapan yang keliru, contohnya : Pencuri kawakan berhasil diringkus polisi minggu yang lalu. Kebenarannya adalah Polisi berhasil meringkus pencuri kawakan minggu yang lalu.
  4. Amfiboli : kesesatan karena struktur kalimat, contoh : Anto anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah. Kebenarannya adalah Anak Bu Lasma hilang ingatan yang bernama Anton lari dari rumah.
  5. Kesesatan aksen : sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan.
  6. Kesesesatan bentuk pembicaraan : sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain.
  7. Kesesatan aksiden : tang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki.
  8. Kesesatan karena alasan yang salah : konklusi ditarik dari premis yang tak relevan.
Kesesatan Presumsi

  • Generalisasi tergesa-gesa, contohnya : Orang Padang pandai memasak.
  • Non sequitur (belum tentu), contohnya : Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
  • Analogi palsu 
  • Penalaran melingkar
  • Deduksi cacat  (belum tentu), contohnya : Barang siapa yang sering memberikan sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
  • Pikiran simplistis, contohnya : Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.
Menghindari Persoalan

  • Argumentum ad hominem : Kesesatan timbul karena karena argumentasi dialihkan dari pokok persoalan ke orang atau pribadi.
  • Argumentum ad populum : Ditunjukkan kepada orang banyak dengan cara menggugah perasaan mereka supaya menyetujui atau mendukung suatu pendapat atau argumentasi.
  • Argumentum ad misericordiam : Timbul karena argumentasi dialihkan dari persoalan ke rasa belas kasihan.
  • Argumentum ad baculum : Terjadi karena ancaman.
  • Argumentum ad auctoritatem : Timbul karena dukungan argumentasinya didapatkan dari kewenangan.
  • Argumentum ad ignorantiam : Timbul karena argumentasi didasarkan pada ketidaktahuan.
  • Argumentum untuk keuntungan seseorang
  • Non causa pro causa : Terjadi karena orang salah menentukan penyebabnya.
Kesesatan Retoris

  • Eufemisme dan Disfemisme : Pembangkang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangi maka disebut anggota pemberontak.
  • Penjelasan retorik : Perbandingan retorik itu digunakan untuk mengekspresikan atau mempengaruhi sikap, contohnya : Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal.
  • Stereotipe : Pemikiran atau pencirian sekelompok orang dengan sedikit bukti atau tanpa bukti sama sekali, contohnya : Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
  • Innuendo : Sindiran tidak langsung.
  • Loading question : Kesesatan pertanyaan bermuatan terjadi karena dalam pertanyaan yang diajukan tersirat muatan jawaban.
  • Weaseler : Metode linguistik untuk keluar dari kesulitan.
  • Downplay : Upaya untuk membuat seseorang atau sesuatu kelihatan kurang penting atau kurang berarti.
  • Lelucon atau Sindiran ; Gaya retorika yang cukup berpengaruh.
  • Hiperbola : membesar-besarkan atau berlebihan.
  • Pengandaian bukti : Ekspresi yang digunakan untuk memberi kesan untuk sebuah pernyataan tanpa menyebutkan bukti yang dimaksud.
  • Dilema semu : Yang merupakan bingung di antara kedua-duanya, contoh : Tamu yang menolak kopi, langsung di suguhi sirup.
Sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat yaa hehe:)


Sumber : ppt, dan modul kbk Filsafat.

14 komentar:

  1. wihhhhh cepet banget dit udah update lagi bagusss lengkap 90 buat kamuuu:)

    BalasHapus
  2. blognya bagusss, rapi jugaaa. aku kasih nilai 88 :D

    BalasHapus
  3. blognya rapi terus juga tulisnya bagus gue kasih nilai 92 ya dit.

    BalasHapus
  4. Blog nya menarik dari segi isi dan tampilan . Lengkap dan rapih . 90 buat kamuu

    BalasHapus
  5. wow keren uda dipost materi hari ini hahaha 88 ya :D

    BalasHapus
  6. nice postnya,banyak warna juga
    88

    BalasHapus
  7. keren nih blognya. lengkap banget. kasih nilai 85 deeh

    BalasHapus
  8. Ditaakkk blog nya bagus bgt keren banget lengkap bgttt semangat trus yaaaa sayanggg 94 dari gueee :)):*

    BalasHapus
  9. Isinya sgt membantu dan mudah di pahami bagi orang yang baru mengenal filsafat,saya kasih nilai 89

    BalasHapus
  10. lengkap dit postingannya! lanjutin yaa nge postnya! 90 buat ditaaaa :D

    BalasHapus
  11. Ditaaaa materinya lengkapp keren bgt rapiii menarik aku kasih nilai 90 yaaa

    BalasHapus
  12. Nice dit blognya. Jd lbh smngat bljr filsafat kalo bljrnya dari blog lu

    BalasHapus