EKSISTENSIALISME MENURUT KIRKEGAARD
Adalah aliran filsafat yang
pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yang khas di tengah makhluk
lainnya. Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sebagai
eksistensial. Etimologis: ex= keluar, sistentia (sistere)=berdiri. Manusia
bereksistensi = manusia baru menemukan diri sebagai aku dengan keluar dari
dirinya. Pusat diriku terletak di luar diriku. Ia menemukan pribadinya
dengan seolah-olah keluar dari dirinya sendiri dan menyibukkan diri dengan apa
yang diluar dirinya. Hanya manusia lah bereksistensi. Eksistensi tidak
bisa disamakan dengan ‘berada’. Pohon, anjing berada, tapi tidak
berseksistensi. Eksistensialisme dari segi isi bukan satu kesatuan, tapi
lebih merupakan gaya berfilsafat.
▪️Beberapa tokoh
filsafat yang menganut gaya eksistensialisme: Kierkegaard, Edmund Husserl,
Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Paul Sartre, dll.
Sulit menyeragamkan defenisi
mengenai eksistensialisme, karena adanya perbedaan pandangan mengenai
eksistensi itu sendiri. Namun satu hal yang sama: filsafat harus bertitik
tolak pada manusia konkrit.
CIRI-CIRI EKSISTENSIALISME
⭕️Motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. Hanya
manusia bereksistensi.
⭕️Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi
berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
⭕️Manusia dipandang terbuka, belum selesai.
⭕️Manusia terikat pada dunia sekitarnya, khususnya pada
sesamanya.Memberi penekanan pada pengalaman konkrit.
POKOK-POKOK AJARAN
✔️Kierkegaard memandang Hegel sbg
pemikir besar, tp satu hal yg dilupakan Hegel menurut Kierkegaard adalah
eksistensi menusia individual dan konkret. Manusia tidak dapat dibicarakan
‘pada umumnya’ atau ‘menurut hakekatnya’, karema manusia pada umumnya tidak
ada.
✔️Yang ada itu adalah manusia konkret
yang semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan.
✔️Eksistensi berarti bagi Kierkegaard:
merealisir diri, mengikat diri dengan bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan
mengisi kebebasannya.
✔️Hanya manusia bereksistensi, karena
dunia, binatang dan sesuatu lainnya hanya ‘ada’. Juga Tuhan ‘ada’. Tapi manusia
harus bereksistensi, yakni menjadi (dalam waktu) seperti ia (akan) ada (secara
abadi).
3 CARA BEREKSISTENSI
1, Sikap estetis:
Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yang dikuasai oleh perasaan.
2. Sikap etis:
Sikap menerima kaidah-kaidah moral, suara hati dan memberi arah pada
hidupnya.
3. Sikap
religius: Berhadapan dengan Tuhan, manusia sendirian. Karena manusia religius
percaya pada Allah, maka Allah memperlihatkan diri-Nya pada manusia.
MANUSIA MENJADI SEPERTI YANG DIPERCAYAINYA
Pernyataan Parmenides hingga Hegel: ‘Berpikir
sama dengan berada’ ditolak oleh Kierkegaard, krn menurutnya ‘percaya itu sama
dengan menjadi’. Manusia memilih eksistensinya entah sebagai penonton yang
pasif, atau sebagai pemain/individu yang menentukan sendiri eksistensinya
dengan mengisi kebebasannya.
WAKTU DAN KEABADIAN
Setiap orang adalah campuran dari
ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia hidup dalam dua dimensi
sekaligus: keabadian dan waktu. Kedua dimensi itu bertemu dalam ‘saat’. Saat
adalah titik dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dalam
saat, yaitu saat pilihan. Pilihan itu suatu ‘loncatan’ dari waktu ke keabadian.
SUBYEKTIVITAS DAN EKSISTENSI SEBAGAI TUGAS
Eksistensi manusia bukan sekadar suatu fakta,
tapi lebih dari itu. Eksistensi manusia adalah tugas, yang hrs dijalani dg
kesejatian sehingga orang tidak tampil dengan semu. Bila eksistensi suatu
tugas, ia harus dihayati sebagai suatu yang etis dan religius. Eksistensi
sebagai tugas disertai oleh tanggungjawab.
PUBLIK DAN INDIVIDU
✨Pendapat umum kerap didukung oleh khalayak ramai yang anonim
belaka. Publik bagi Kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas. Publik
menjadi berbahaya bila itu dianggap nyata.
✨Kierkegaard bukan menolak adanya kemungkinan bagi manusia untuk
bergabung dengam yang lain. “Hanya setelah individu itu mencapai sikap etis
barulah penggabungan bersama dapat disarankan. Kalau tidak, penggabungan
individu yang lemah sama memuakkan seperti perkawinan antara anak-anak”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar