Golden Ticket

Golden Ticket

Selasa, 07 Oktober 2014

pertemuan ke 10 sesi 2

PEMIKIRAN FILSAFAT MENURUT SARTRE



Sulit menjabarkan pemikiran filsafat Sartre secara singkat. Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda lain yang tidak punya kesadaran. Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya. Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subjektivitas. Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggungjawab.

DIBEDAKAN MENJADI DUA
Berada dalam diri = berada an sich, berada dlm dirinya, berada itu sendiri. Mis. meja itu meja, bukan kursi, bukan tempat tidur. Semua yang berada dalam diri ini tidak aktif. Mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre  segala yang berada dalam diri: memuakkan.
Sementara berada untuk diri=berada yg dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan denga keberadaannya. Bertanggungjawab atas fakta banwa ia ada. Mis. Manusia bertanggungjawab bahwa ia pegawai, dosen. Benda tidak sadar bahwa dirinya ada, tapi manusia sadar bahwa dia berada


Baru kalau kita secara refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pada objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.
Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.


YANG MENGURANGI KEBEBASAN MANUSIA

Tempat kita berada: situasi yang memberi struktur pada kita, tapi juga kita beri struktur.
Masa lalu: tidak mungkin meniadakannya karena masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
Lingkungan sekitar (Umwelt)
Kenyataan adanya sesama manusia dg eksistensinya sendiri.
Maut: tidak bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.


KEBUTUHAN MANUSIA

⭕️Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelama sebagai wujud yang bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
⭕️Tubuh sbg pusat orientasi tidak bisa dipandang sebagai alat sematamata,tapi mengukuhkan kehadiran kita sebagai eksistensi.


KOMUNIKASI DAN CINTA

Komunikasi = suatu hal yg apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, karena setiap kali orang menemui orang lain pada akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yag seorang seolah-olah membekukan orang lain.  Terjadi saling pembekuan sehingga masing-masing jadi objek.

Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa karena objektifikasi yang tak terhindarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar